Minggu, 07 April 2013

PUISI ;Untuk-Mu Tebuireng


Untuk-Mu Tebuireng


Tebuireng,
Sungguh tenar nama-Mu
Hingga seantero nusantara, bahkan, dunia

Tebuireng,
Aku bangga dengan-Mu,
Hingga tak sanggup ku zikir nama-Mu

Tebuireng,
Kusapa diri-Mu,
Apa kabar-Mu hari ini ?
Kuharap kau baik-baik saja..

Tebuireng,
Kata orang; kau adalah Aminah,
Sesosok ibu tangguh yang melahirkan pejuang kebenaran..

Tebuireng,
Kata orang; kau adalah Kawah Candradimuko,
Tempat pertapaan para pencari ilmu sejati, para pencari jati diri..

Tebuireng,
Kata orang; kau adalah Mahatma Gandhi,
Symbol perdamaian dan toleran – dunia..

Tebuireng,
Kata orang; kau adalah Kitab Suci negri-Mu,
Saat para pemimpin dan pejabat bingung pada keputusan..

Tapi kini…
Tebuireng, Tebuireng !
Masihkah kau akan menjadi Aminah,
 Sesosok ibu tangguh yang melahirkan pejuang kebenaran?..

Tebuireng !,
Masihkah kau akan dianggap Kawah Candradimuko,
Tempat pertapaan para pencari ilmu sejati, para pencari jati diri ?..

Tebuireng !,
Masihkah kau akan dianggap Mahatma Gandhi,
Simbol perdamaian dan toleran – dunia ?..

Tebuireng ?,
Masihkah kau akan dianggap Kitab Suci negri-Mu,
Saat para pemimpin dan pejabat bingung pada keputusan ?..

Oh ,Tebuireng..!,
Ku tahu, kau bukan yang dulu lagi,
Tapi ku sadar, kau sedang berbenah diri..

Tebuireng…
Tebuireng…
Taukah kau ?,
Lilitan sorban putih dileherku malam itu,
Ngaungan yasin dan tahlilku malam itu,
Taburan wanginya mawar merahku malam itu,
Di pusara mbaH Hasyim malam itu,
Menjadi saksi akan pengabdianku,  akan kesanggupanku, akan resiko atas pilihanku tuk menjadikan-Mu bagian sejarah hidupku..

Tebuireng,
Kau mungkin ragu akan diriku,
Kau mungkin “kecil” menganggapku,
Kau mungkin bertanya..
Siapa aku?
Apa bisaku?

Tebuireng,
Aku tidak sendirian..

Tebuireng,
Taukah kau ? hari ini..
Aku melihat pejuang-pejuang sejati berkumpul disini,
Yang akan menorehkan catatan-catatan sejarah baru
untuk-MU, agama-Mu, dan bangsa-Mu

Aku melihat…
Kebangkitan yang maha dahsyat akan segera terjadi denganmu…
Aku melihat…
Mbah Hasyim-Mbah Hasyim cilik tumbuh menjamur dipangkuanmu…
Aku melihat…
Allahu Akbar…, Allahuakbar…, Subkhanallah…,
Barisan malaikat berdo’a untuk-Mu,
Allahu akbar…, Allahuakbar…,

Sahabat-sahabatku !
Perjuanganmu tidak lain,
Hanyalah karena Allah..,
Ucapkanlah..
Innashalati..  wanusuki.. wamakhyaya..wamamati..lillahirabbil’alamin..
Selamat berjuang !


Wonosalam, 25 Januari 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar Anda Kami Nantikan.